Ketersediaan Pangan

Kesejahteraan Petani dan Ketersediaan Pangan di IKN Baru

Ketersediaan Pangan

Ibu Kota Baru – Ibu Kota Negara Nusantara sebagai calon ibu kota baru akhir-akhir ini menjadi salah satu perbincangan publik di berbagai media. Baik untuk kalangan masyarakat biasa, pedagang, hingga pegawai pemerintah.

Sejak diumumkan oleh Presiden RI di tanggal 26 Agustus 2019, pemerintah pun semakin fokus dan gencar dalam menjalankan setiap proyek terkait pemindahan ibu kota.

Persiapan Ketahanan dan Ketersediaan Pangan di IKN

Tindakan untuk fokus dalam pembangunan IKN baru ini juga digencarkan usai dikeluarkannya Undang-Undang Ibu Kota Negara Nomor 3 Tahun 2022 atau dikenal sebagai UU IKN oleh Presiden RI di tanggal 15 Februari 2022.

Kondisi ini membuat para menteri dan pejabat negara lainnya hilir mudik mengunjungi IKN Nusantara untuk turut memberikan konsep pembangunan infrastruktur dan lainnya.

Tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga mempersiapkan sektor ketahanan dan ketersediaan pangan, mengingat populasi penduduk IKN Nusantara nantinya akan melonjak. Lonjakan ini disebabkan adanya pemindahan pusat pemerintahan yang harus diboyong ke tanah Benua Etam.

Selain itu, padatnya penduduk nantinya disebabkan oleh adanya personel pertahanan serta keamanan negara seperti TNI dan Polri.

Itu sebabnya, ketersediaan bahan pangan penting untuk dipersiapkan mulai saat ini baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.

Jika dilihat dari segi potensi, Kalimantan Timur dikenal sudah cukup baik dalam hal sektor pertanian. Hal tersebut ditunjukkan dari luas lahan sawah untuk Kalimantan Timur yang mencapai 41.406 ha meliputi sawah, lahan kering, dan rawa dengan curah hujan sepanjang tahun serta sinar matahari yang dianggap sangat cukup.

Meskipun memiliki potensi yang sangat bagus, namun diketahui masih terdapat beberapa kendala dalam upaya mengembangkannya. Salah satunya adalah kualitas petani lokal yang ada di Kalimantan Timur belum memiliki pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan petani yang ada di Jawa.

Hal tersebut terlihat dari segi pengelolaan lahan sawah yang masih kurang baik akibat terbatasnya saluran irigasi.

Perkembangan Pangan di IKN Stagnan?

Dari fenomena yang ada, wajar jika pertanian tanaman pangan yang ada di Kaltim khususnya di sekitar IKN mengalami perkembangan yang cukup stagnan. Hal tersebut karena IKN baru yang ada di Kalimantan cenderung digolongkan sebagai sentra perkebunan sawit serta penambangan batu bara.

Itu sebabnya, banyak masyarakat yang memanfaatkan lahannya untuk dijadikan sebagai kebun sawit mengingat harganya tergolong lebih stabil dengan waktu panen lebih cepat dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya.

Bukti lain yang menunjukkan potensi kelapa sawit lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya, ada pada nilai tukar petani atau NTP yang ada di Kaltim tahun 2021.

Tanaman perkebunan rakyat tersebut menjadi sub sector dengan peningkatan rata-rata paling tinggi yakni mencapai angka 21,30 persen. Sementara, untuk rata-rata NTP subsektor tanaman pangan menunjukkan penurunan tertinggi yakni dengan kontraksi sebesar 6,22 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020.

Jadi, disamping tetap mempertahankan sektor industri kelapa sawit, pemerintah perlu menggencarkan investasi dalam hal kemajuan pertanian.

Sementara, dalam hal pengembangan industri kelapa sawit maupun batu bara, dibutuhkan adanya dukungan dalam bentuk sarana dan prasarana untuk memperlancar industri tersebut.

Sebagai contoh, untuk industri kelapa sawit atau batubara tadi, bisa mengoptimalkan kinerjanya melalui bantuan fasilitas timbangan truk, dan lainnya. Sarana dan prasarana ini, membuat perusahaan atau industri kelapa sawit maupun batu bara yang ada di Kaltim bisa menjalankan tugas industrinya dengan baik.

Perusahaan bisa mengoptimalkan kinerjanya melalui peralatan yang memadai sebagaimana timbangan truk dari PT Gewinn Gold Hotama untuk berbagai macam kepentingan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page

Scan the code