Dewasa ini, IKN Nusantara yang ada di Kalimantan Timur menjadi salah satu perbincangan yang tidak berujung. Mulai dari infrastruktur yang terus maju, hingga seputar kekayaan alam yang ada di dalamnya.
Pertambangan batu bara, emas, perak, hasil pertanian, hasil perkebunan, dan lainnya, semua menjadi menjadi primadona bagi negara lain untuk turut berinvestasi di IKN. Salah satunya adalah perusahaan-perusahaan Malaysia yang siap menanam investasi besar di IKN. Apa penyebabnya?
Perusahaan Malaysia Siap Berinvestasi di IKN?
Diduga salah satu sektor yang membuat perusahaan luar negeri termasuk perusahaan Malaysia tergiur untuk berinvestasi di IKN adalah kelapa sawit.
Kekayaan kelapa sawit di Kaltim termasuk di IKN Nusantara bukan sebuah hal asing lagi. Baik perusahaan nasional maupun internasional, pastinya sudah mengetahui hal tersebut.
Pada kunjungan kerja yang didatangi oleh Perdana Menteri Malaysia di Istana Kepresidenan Bogor, kesepakatan kerja sama seputar kelapa sawit sudah dilakukan. Hal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Malaysia melalui kerjasama bilateral ini tentu bukan tanpa alasan.
Melainkan karena kelapa sawit di Indonesia khususnya di IKN memiliki potensi yang sangat bagus.
Bagusnya potensi kelapa sawit di IKN kedepannya juga selaras dengan penyampaian Gubernur Kaltim tentang perkembangan perkebunan kelapa sawit untuk lima tahun yang akan datang. Terlebih keberadaan industri kelapa sawit tidak terpengaruh dengan konflik dunia yang cukup mengguncang kehidupan ekonomi.
Kesepakatan Presiden RI dengan Perdana Menteri Malaysia
Dalam hal ini, Presiden RI, Joko Widodo turut menyampaikan terkait kerja sama yang diperkuat melalui CPOPC (Council of Palm Oil Producing Countries). Harapannya, bisa memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit dan membuktikan pernyataan dari Gubernur Kaltim tentang potensi industri kelapa sawit.
Berdasarkan pertemuan tersebut, ditemukan sambutan cukup baik dari Presiden RI atas kesepakatan yang sudah disetujui bersama dengan Perdana Menteri Malaysia. Salah satu di antaranya adalah tentang penyerahan sebelas surat ketertarikan dari beberapa perusahaan atau letters of intent sebagaimana yang disinggung di atas.
Secara garis besar, kesepakatan tersebut berisi ketersediaan beberapa perusahaan di Malaysia untuk turut berpartisipasi terhadap pembangunan IKN Nusantara. Termasuk didalamnya terlibat dalam upaya perkembangan salah satu sektor pendongkrak perekonomiannya. Yakni tentang industri kelapa sawit.
Untuk selanjutnya, surat ketertarikan ini diserahkan kepada Kepala Otorita IKN di Istana Bogor. Dokumen tersebut diberikan langsung oleh Menteri Perdagangan Internasional dan disaksikan langsung oleh Presiden RI.
Sesuai dengan pernyataan dari Presiden RI, secara garis besar letters of intent yang sudah ditandatangani oleh beberapa perusahaan Malaysia memuat bentuk kerjasama di beberapa bidang. Mulai di bidang elektronik, kesehatan, konstruksi, property, pengelolaan limbah, dan lainnya yang berkaitan dengan industri di Kaltim.
Selain itu, bentuk kerjasama bilateral yang dilakukan Indonesia dengan Malaysia ini sudah berhasil memunculkan MoU (Memorandum of Understanding) di masing-masing bidangnya.
Selain fokus melakukan perkembangan dengan menciptakan kerjasama dengan pihak luar, Indonesia pun berupaya untuk terus melakukan optimalisasi pengelolaan kelapa sawit di Kaltim.
Upaya optimalisasi dari pemerintah Indonesia terhadap industri kelapa sawit di IKN bisa berasal dari beberapa aspek seperti perhatian khusus terkait sarana prasarana. Sebagai contoh adalah timbangan truk yang bisa digunakan oleh pihak industri atau masyarakat dalam hal distribusi kelapa sawit.
Dengan begitu, IKN bisa dengan mudah saat hendak mengoptimalkan kinerja industri di bidang kelapa sawit melalui sebab sudah didukung dengan peralatan yang memadai.
Kebutuhan perlengkapan seperti timbangan truk bisa didapatkan di PT Gewinn Gold Hotama. Dengan begitu, kinerja yang dilakukan oleh industri kelapa sawit yang ada di Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur bisa berkembang dengan lebih baik.