Agro Wisata

Kelapa Sawit dan Agro Wisata, Wadah Merawat Kebhinekaan Masyarakat IKN Baru

Agro Wisata

Ibu Kota Nusantara – Menjadi salah satu sektor industri yang cukup populer di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur, membuat kelapa sawit mendapatkan perhatian khusus. Terlebih ketika kelapa sawit disebut-sebut menjadi wadah untuk merawat kebhinekaan masyarakat IKN baru di samping agro wisata.

Komoditas Kelapa Sawit dan Agro Wisata di IKN

Komoditas kelapa sawit sendiri banyak dibudidayakan oleh petani lantaran dianggap sulit dalam mendapatkan bibit unggul berkualitas khususnya pada awal tahun 2000an.

Bisa dikatakan bahwa bibit unggul yang bersertifikat hanya dijumpai di PPKS Medan. Artinya, pembelian di luar lembaga tersebut bisa dipastikan bahwa bibitnya adalah palsu. Oleh sebab itu, mulailah dilakukan berbagai macam upaya untuk membuat kelapa sawit semakin memiliki bibit unggul supaya bisa dikembngkan lebih optimal.

Apalagi, bisa dikatakan bahwa prospek pengembangan dari kelapa sawit sendiri untuk kedepannya dikenal sangat cerah. Ini karena Indonesia terus menggunakan biofuel nabati secara berangsur-angsur yang berasal dari minyak sawit.

Tidak hanya di Indonesia. Kebutuhan minyak nabati dunia pun dikenal cukup tinggi. Di mana supplay kelapa sawit di Indonesia juga tergolong tidak sedikit. Tentu kondisi ini membuktikan bahwa kelapa sawit memiliki potensi cukup bagus tidak hanya di dalam negeri tetapi di dunia global sehingga wajib di maksimalkan.

Menurut Gapki atau Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, kebun sawit yang ada di Indonesia bisa menghasilkan biomassa sekitar 182 juta ton untuk per tahunnya. Jika diolah lebih lanjut, bisa menghasilkan 27 juta kilo liter bioetanol.

Jadi, bisa dikatakan bahwa kelapa sawit tidak hanya berperan sebagai sumber pangan melainkan juga menjadi penghasil energi terbaru sebagai biodiesel, biogas, hingga bioethanol.

Potensi dari kelapa sawit lainnya ditunjukkan dari data untuk setiap hektar kelapa sawit yang bisa menghasilkan biomassa hingga 16 ton bahan kering untuk per tahunnya. Jadi, biomassa ini bisa tiga kali lebih besar dari produksi minyak sawit atau CPO yang menjadi produk utama kebun sawit.

Dengan begitu, banyaknya kebun sawit di Indonesia termasuk yang ada di Kalimantan Timur yang semuanya mencapai 11 juta hektar, bisa memproduksi biomassa hingga 182 juta ton setiap bulannya.

Menghadapi hal tersebut, pemerintah perlu bersikap lebih bijak untuk mendukung dan turut mengembangkan produktivitas masyarakat sebagai petani kelapa sawit.

Pemerintah, Masyarakat, dan Masa Depan Sawit

Tidak hanya mengutamakan konsep agro wisata saja, pemerintah dan juga masyarakat juga wajib memperhatikan masa depan kelapa sawit sebagai salah satu objek dari agro wisata itu sendiri.

Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa memang benar kelapa sawit dan agro wisata khususnya yang ada di Kalimantan Timur menjadi wadah merawat kebhinekaan masyarakat IKN baru.

Untuk menindaklanjutinya, dibutuhkan adanya dukungan dalam bentuk sarana dan prasarana guna memperlancar pengembangan kelapa sawit sebagai salah satu objek dari agro wisata di IKN baru.

Mengingat Kalimantan Timur menjadi topik utama perbincangan sebagai calon IKN baru, pastinya perhatian terhadap sektor pendongkrak ekonomi utamanya yakni di bidang kelapa sawit juga harus diperhatikan.

Bagi masyarakat sebagai pemangku perkebunan kelapa sawit bisa lebih dioptimalkan melalui bantuan fasilitas timbangan truk, atau sarana prasarana lainnya. Tindakan ini membuat masyarakat termasuk yang ada di Kalimantan Timur bisa menjalankan kinerja perkebunannya dengan baik.

Masyarakat yang nantinya juga bisa bekerjasama dengan perusahaan maupun swasta bisa mengoptimalkan kinerjanya melalui peralatan yang memadai seperti halnya timbangan truk dari PT Gewinn Gold Hotama untuk berbagai macam kepentingan industri kelapa sawit dan agro wisata di Kalimantan Timur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page

Scan the code