Ibu Kota Baru – Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi mengumumkan rencana pemindahan Ibu Kota Baru Indonesia pada 2019 silam di Istana Negara Jakarta.
Ibukota Negara Indonesia yang awalnya berada di Provinsi DKI Jakarta, rencananya akan berpindah ke Provinsi Kalimantan Timur khususnya berada di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Dilansir dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) ada beberapa pertimbangan yang mendasari sampai akhirnya pemerintah memilih Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru.
Beberapa pertimbangan tersebut diantaranya, Kalimantan Timur memiliki risiko minimal bencana seperti banjir, tsunami, gempa bumi, kebakaran hutan, tanah longsor, hingga gunung berapi.
Selain itu, Provinsi Kalimantan Timur juga terletak ditengah-tengah Indonesia, menjadikannya sebagai lokasi yang strategis. Apalagi Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara berdekatan dengan kota yang sudah berkembang seperti Samarinda dan Balikpapan.
Karena lokasi yang strategis inilah, dan didukung dengan infrastruktur yang relatif lengkap. Menjadikan Kalimantan Timur cocok untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Negara Baru.
Berada ditengah-tengah Indonesia, diharapkan pergerakan roda ekonomi menjadi lebih mudah dan merata. Hal ini berbeda saat ibukota negara berada di DKI Jakarta, di mana roda ekonomi berpusat di Pulau Jawa. Pemindahan ibukota baru ini menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi kesenjangan pembangunan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sekarang berpusat di Pulau Jawa, hal ini membuat kesenjangan pertumbuhan ekonomi antara Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa.
Tercatat kontribusi ekonomi di Pulau Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia atas Produk Domestik Bruto (PDB) sangat mendominasi. Menurut Data Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, kontribusi ekonomi terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 56,55%.
Sedangkan provinsi lain seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi hanya memberikan kontribusi PDB sebesar 22,03%, 9,09%, dan 7,1%.
Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasi ibukota baru memiliki peranan penting dalam implementasi strategi ekonomi Indonesia.
Dilansir dari website resmi Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia memiliki enam strategi transformasi ekonomi, beberapa diantaranya adalah produktivitas sektor ekonomi dan integrasi ekonomi domestik.
Beberapa sektor yang bisa dikembangkan di ibu kota baru diantaranya potensi perkebunan, pertanian, dan juga sektor peternakan.
Pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur ini dapat memberikan dampak positif yang disebabkan oleh adanya penggunaan sumber daya potensial yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satu potensi ekonomi yang bisa dimaksimalkan adalah dari industri kelapa sawit. Hal ini karena Indonesia menjadi salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.
Dimana perkebunan kelapa sawit terbesar kedua setelah pulau Sumatera adalah pulau Kalimantan dengan luas kebun mencapai 5.820.406 hektar pada tahun 2019.
Untuk memaksimalkan profit yang didapatkan petani, maka dibutuhkan teknologi di sektor industri kelapa sawit. Salah satu teknologi untuk meningkatkan profit adalah timbangan sawit.
Timbangan sawit ini berfungsi untuk mengukur timbangan hasil panen secara akurat. Tentunya data yang akurat ini sangat penting bagi petani.
Salah satu perusahaan penyedia timbangan sawit adalah PT Gewinn Gold Hotama. Ini merupakan perusahaan manufaktur yang menyediakan berbagai produk seperti timbangan truk, timbangan sawit, dan timbangan mobil.
Berdiri sejak tahun 2006, PT Gewinn Gold Hotama telah banyak menangani proyek baik perusahaan kecil hingga perusahaan besar di Indonesia.
Dengan adanya timbangan sawit ini, diharapkan mampu memaksimalkan potensi kelapa sawit yang ada untuk kesejahteraan petani demi kemajuan Indonesia.