Ibu Kota Negara – Menjadi salah satu sektor industri cukup populer di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur, membuat kelapa sawit banyak diperbincangkan oleh berbagai macam pihak. Kabarnya, kelapa sawit juga menjadi salah satu wadah yang menyongsong pendapatan masyarakat IKN baru.
Selain itu, prospek dari kelapa sawit kedepannya dikenal sangat cerah. Ini karena Indonesia terus menggunakan biofuel nabati dari kelapa sawit dan turut andil dalam memenuhi kebutuhan kelapa sawit dunia.
Tentu kondisi ini membuktikan bahwa kelapa sawit memiliki potensi sangat bagus tidak hanya di dalam negeri tetapi di luar negeri.
Bisa dikatakan bahwa kelapa sawit tidak hanya berperan sebagai sumber pangan melainkan juga menjadi penghasil energi terbarukan yang dibutuhkan oleh dunia.
Peranan sawit juga semakin terlihat semenjak munculnya sistem integrasi kelapa sawit berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma atau dikenal sebagai Siska Ku Intip.
Program yang diusung oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ini ditetapkan sebagai role model dalam pengembangan sapi potong yang ada di Indonesia. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel atau Disbunnak pada bulan Januari lalu.
Siska Ku Intip semakin dioptimalkan sebab mengemban peran sebagai upaya percepatan swasembada sapi di Kalimantan Selatan, yang mana Kalimantan Selatan sendiri merupakan gerbang pintu masuk menuju ibu kota negara baru yang berada di Kalimantan Timur.
Itu sebabnya diproyeksikan bahwa Kalimantan Selatan akan menjadi penyangga pangan untuk IKN baru nantinya sehingga program Siska Ku Intip terus digencarkan. Hingga saat ini, sudah berjalan sampai 7 klaster.
Di antara klister tersebut yakni dua di perusahaan Citra Putra Kebun Asri atau CPKA, tiga di perusahaan Gawi Makmur Kalimantan atau GMK, satu klaster di perusahaan Astra Grup, dan satu klister di PT Buana Karya Bhakti.
Berjalannya sistem integrasi sawit dengan sapi ini akan diberikan bantuan hibah oleh pemerintah sebagaimana bantuan hibah sapi di tahun-tahun sebelumnya.
Sementara, sesuai data Disbunnak Kalsel, di daerahnya terdapat 46 Pabrik Pengolahan CPO dengan 89 perusahaan perkebunan kelapa sawit sehingga dipercaya dapat membantu mengoptimalkan program Siska Ku Intip.
Buktinya, 22 perusahaan sudah berkomitmen untuk menjalankan program satu ini dan sisanya diharapkan bisa segera menyusul.
Menghadapi kondisi ini, pemerintah perlu mengoptimalkan dukungan untuk turut mengembangkan produktivitas masyarakat sebagai pelaku utama di perkebunan kelapa sawit yang diintegrasikan dengan peternakan sapi.
Pemerintah bisa memberikan dukungan dari berbagai macam aspek yang dibutuhkan dalam mengembangkan industri kelapa sawit dan peternakan itu sendiri. Misalnya melalui dukungan dalam bentuk sarana dan prasarana guna memperlancar pengembangan kelapa sawit dan peternakan sapi sebagai salah satu komoditas utama di IKN baru nantinya.
Langkah ini akan selaras dengan yang sudah dilakukan oleh jajaran petugas pergub pada Tim Supporting Program Siska Ku Intip yang terus bergerak melakukan sosialisasi. Harapannya, di tahun 2024, semua perusahaan perkebunan kelapa sawit sudah mengimplementasikan program tersebut.
Sementara, bagi masyarakat maupun pemilik industri kelapa sawit dan peternakan sapi di daerah tersebut, bisa lebih dioptimalkan melalui bantuan fasilitas timbangan truk, atau sarana prasarana lainnya yang memudahkan dalam kegiatan produksi maupun distribusi.
Tindakan ini membuat masyarakat termasuk yang ada di Kalimantan Selatan maupun di IKN baru bisa menjalankan kinerja perkebunannya dengan baik.
Masyarakat dan perusahaan nantinya bisa mengoptimalkan kinerjanya melalui peralatan yang memadai sebagaimana timbangan truk dari PT Gewinn Gold Hotama untuk berbagai macam kepentingan industri kelapa sawit dan peternakan sapi di Kalimantan. Termasuk untuk industri kelapa sawit dan peternakan sapi yang bisa mendongkrak perekonomian di IKN baru.